Peramal itu memecahkan bola kacanya
Tepat hingga tengah malam ini, aku masih terduduk bisu. Memandang kosong apapun yang berada didepanku. Risa sudah sejak pagi tadi pergi, mungkin sebentar lagi ia kembali. Risa benar-benar tidak melanjutkan pendidikannya. Ia lebih memilih bekerja, memotivasi diri untuk mengejar semua harapannya. "Lisna?" Ku dengar suara Risa memanggilku saat sebelumnya ku dengar suara pintu terbuka menampilkan sosoknya yang masih ceria. "Mau sampai kapan kau disini?" Aku tidak menggubris perkataannya. Masih sibuk menatap jendela yang menjadi sasaran mataku selanjutnya. Risa menaruh barang bawaannya, menyalakan lampu rumah, pergi ke kamar, kemudian kembali duduk di sampingku. Sudah berganti pakaian rupanya, mengganti posisi ikat rambutnya, dan masih sama terlihat cerianya. "Kau tau tidak? Saat perjalanan ku pulang, aku melewati pasar malam. Banyak cahaya gemerlap yang menghiasi kebahagiaan banyak insan. Ada sepasang suami istri dengan kedua anaknya, segerombolan remaja per...